Laporan Pendahuluan Ketidakefektifan Performa Peran

Ketidakefektifan Performa Peran

Ketidakefektifan Performa Peran

 Proses Terjadinya Masalah
       Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan mengalami perubahan fisik dan psikis (Hurlock, 1998). Usia remaja adalah antara 10-24 tahun (BKKBN, 2011). Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukan bahwa jumlah penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa, 63,4 juta diantaranya adalah remaja yang terdiri dari Laki-laki sebanyak 32.164.436 jiwa (50,70%) dan perempuan sebanyak 31.279.012 jiwa (49,30 %). Masa remaja dikatakan sebagai
masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Remaja yang masih dalam masa transisi sangat memerlukan dukungan dari keluarga untuk melalui tugas-tugas perkembangannya, sehingga tidak terlibat dalam masalah kenakalan remaja.
     Permasalahan yang dialami oleh remaja umumnya dikarenakan krisis identitas tanpa adanya faktor pendukung dan informasi yang jelas (BKKBN, 2011). Salah satu faktor pendukung dan informasi yang jelas adalah berasal dari orang tua. Masalah yang terjadi pada remaja juga dapat disebabkan oleh kurangnya kasih sayang dari orang tuanya. Salah satu bentuk kasih sayang dan perhatian dari orang tua dapat dilakukan melalui komunikasi yang efektif antara orang tua dan remaja. Remaja cenderung mencari keintiman diluar rumah sebagai bentuk pelampiasan apabila merasa kurang kasih sayang dari orang tuanya. Remaja cenderung melakukan hal-hal yang menyimpang dari peraturan apabila mempunyai koping yang tidak efektif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Laily, N dan Matulessy (2004; dalam Fauzi, 2010) bahwa kualitas komunikasi antara orang tua dan remaja dapat menghindari remaja dari masalah dari kenakalan remaja seperti perilaku seksual.
      Permasalahan kesehatan yang beresiko yang mengancam kesejahteraan remaja antara lain merokok, konsumsi alkohol, konsumsi obat, masalah fisik, problem sekolah, dan perilaku seksual. BNN melaporkan bahwa pada tahun 2011, prevalensi penyalahgunaan narkoba meningkat menjadi 2,8% atau sekitar 5 juta orang. Hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terhadap 4500 remaja di 12 kota besar menghasilkan 93,7% pernah berciuman dan 62% remaja di Indonesia pernah berhubungan intim. Selain itu, remaja putri di Indonesia pernah melakukan aborsi. Hasil survei BNN (2008)  menyatakan bahwa  63%  remaja di beberapa kota besar di Indonesia melakukan seks pranikah dan para pelaku seks dini itu menyakini, berhubungan seksual satu kali tidak menyebabkan kehamilan. 
Triswan (2007) mengemukakan perilaku remaja saat ini sudah sangat mengkhawatirkan, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya kasus-kasus seperti aborsi, kehamilan tidak diinginkan (KTD), dan penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS di kelompok remaja. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Susanto (2010) di kelurahan Tugu, Depok menunjukkan bahwa hasil perilaku remaja dalam pacaran 30,2% remaja melakukan pegangan tangan, 15,6% remaja melakukan pelukan dengan tangan di luar baju, 5,2% remaja melakukan pelukan dengan tangan di dalam baju, 9,4% remaja sudah bercumbu bibir, 6,3% remaja sudah meraba-raba dalam pacaran, 1% remaja sudah melakukan petting, dan 2,1% remaja melakukan hubungan badan 1 kali sebulan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat berfungsi suatu keluarga berkaitan dengan masalah-masalah dalam keluarga, termasuk kenakalan remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Kim & Kim (2008) menunjukkan bahwa keluarga dengan tingkat berfungsi yang lebih buruk mempunyai anak yang melakukan kenakalan remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Schwarts, dkk (2008) menyatakan bahwa remaja dengan skor kebingungan identitasnya meningkat selama penelitian cenderung memulai untuk menghisap rokok serta meminum alkohol.  

 Data yang Perlu di Kaji
NO
MASALAH KEPERAWATAN
DATA OBJEKTIF
DATA SUBJEKTIF
1
Ketidakefektifan performa peran
§  Pasien tampak acuh dengan keluarganya
§  Pasien terlihat tidak perduli dengan lingkungan luar




MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1.     Ketidakefektifan performa peran
2.     Depresi
3.     Koping keluarga tidak efektif

 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakefektifan performa peran

 RENCANA TIDAKAN KEPERAWATAN
1.      Tujuan Khusus
a)      Pasien dapat membina hubungan saling percaya, dengan criteria sebagai berikut:
1.      Ekpresi wajah bersahabat
2.      Menunjukkan rasa senang
3.      Klien bersedia diajak berjabat tangan
4.      Klien bersedia menyebutkan nama
5.      Ada kontak mata
6.      Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
7.      Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya
b)      Pasien dapat.memahami betapa pentingnya arti keluarga dan mampu bersosialisasi dengan lingkungan yg benar serta pasien bisa melakukan kegiatan kegiatan yg positif.

2.      Tindakan keperawatan.
1.      Memberikan pemahaman kepada pasien tentang artinya keluarga
2.      Membantu pasein untuk mengenali lingkungan yg baik dan benar
3.      Berikan pujian kepada pasien tentang pemahaman keluarga  yang ideal
4.      Menuntun pasien untuk melakukan kegiatan yg bersifat positif
5.      Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya tentang materi yang disampaikan
6.      Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti
7.      Motivasi pasien untuk mengulang materi yang telah dijelaskan
8.       Berikan reinforcement positif atas usaha pasien

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »